Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas
dari berbagai permasalahan, baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks.
Semua itu membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya. Pada kenyataannya
terdapat gangguan mental yang sangat mengganggu dalam hidup manusia, yang salah
satunya adalah depresi. Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa
saja, kapan saja, dari kelompok mana saja, dan pada segala rentang usia. Bagi
penderita depresi ini selalu dibayangi ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan
serta kebencian pada mereka sendiri. Hadi (2004), menyatakan secara sederhana
dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu
perasaan tidak ada harapan lagi
Individu yang mengalami depresi sering merasa
dirinya tidak berharga dan merasa bersalah. Mereka tidak mampu memusatkan
pikirannya dan tidak dapat membuat keputusan. Individu yang mengalami depresi
selalu menyalahkan diri sendiri, merasakan kesedihan yang mendalam dan rasa
putus asa tanpa sebab. Mereka mempersepsikan diri sendiri dan seluruh alam
dunia dalam suasana yang gelap dan suram. Pandangan suram ini menciptakan
perasaan tanpa harapan dan ketidakberdayaan yang berkelanjutan.
A. Pengertian
Depresi post partum adalah depresi berat yang
terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi
kapan pun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Depresi postpartum pertama kali
ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt menyatakan bahwa depresi post parum
adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan,
mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk
berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang
didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan yaitu wanita
tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam
setiap kejadian hidupnya.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi,
terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung
terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.. tingkat keparahan
depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat
ibu mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa
awal postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues.
Gangguan postpartum yang paling berat disebut
psikosis postpartum atau melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut
terdapat kedaan yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut
neurosa depresi atau depresi postpartum.
Beberapa
pengertian depresi postpartum menurut para ahli:
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau
putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu,
pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih
lanjut Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan ,
kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri
atau kecenderungan bunuh diri.
Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu
atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh.
Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu
yakin tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apa pun
yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada hasil yang muncul.
Kaplan dan
Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa
putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Clydde
(Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah
marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.Gangguan mood selama periode
postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita
baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin
diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu:
· Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari
saja. Gejala berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan dan
khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung
dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih kembali dan
mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.
·
Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang
membedakan ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua
minggu sampai setahun setelah melahirkan
· Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi,
memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi
tergantung secara keseluruhan
B. Penyebab
Depresi Postpartum
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang
terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone.
Pitt
mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum:
1. Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan status
paritas adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin
serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum
menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses
adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu
tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap
dirawat.
2. Faktor
fisik
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan
memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor
fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan
hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari
diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada
keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun secara cepat
setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
3. Faktor
psikologi
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam
satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung
pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel mengindikasikan
pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan
baik antara ibu dan anak.
4. Faktor
sosial dan karateristik ibu
Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak
memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya
dukungan dalam perkawinan.
Menurut
Kruckman menyatakan terjadinya depresi pascasalin dipengaruhi oleh faktor :
a. Biologis
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat
kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut
terlalu cepat atau terlalu lambat.
b. Karakteristik
ibu, yang meliputi :
Ø Faktor umur
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat
yang tepat bagi seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30
tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi
oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan
persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk
menjadi seorang ibu.
Ø Faktor pengalaman
Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian
yang dilakukan oleh Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa
depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara,
mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya
merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan
stres. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Le Masters yang melibatkan
suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari
mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi pertama.
Ø Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi
menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan
yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah,
dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak
mereka.
Ø Faktor selama proses persalinan.
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta
intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar
trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar
pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan
menghadapi depresi pascasalin.
Ø Faktor dukungan social
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat
kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya
sedikit banyak berkurang.
C. Gejala Depresi Postpartum
Gejala yang
menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1. Berkurangnya energy
2.
Penurunan efek
3.
Hilang minat (anhedonia)
4.
Ling dan Duff mengatakan bahwa
gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan
spesifik antara lain:
5.
Trauma terhadap intervensi
medis yang terjadi
6.
Kelelahan dan perubahan mood
7.
Gangguan nafsu makan dan
gangguan tidur
8.
Tidak mau berhubungan dengan
orang lain
9. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
D. Gambaran Klinik, Pencegahan
dan Penatalaksanaan
Monks mengatakan depresi post
partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek,
kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1. Keadaan hormonal
2.
Dukungan social
3.
Emotional relationship
4.
Komunikasi dan kedekatan
5.
Struktur keluarga
6.
Antropologi
7.
Perkawinan
8.
Demografi
9. Stressor psikososial dan lingkungan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. Beristirahat dengan baik
2.
Berolahraga yang ringan
3.
Berbagi cerita dengan orang
lain
4.
Bersikap fleksible
5.
Bergabung dengan orang-oarang
baru
6.
Sarankan untuk berkonsultasi
dengan tenaga medis
7.
Ada cara-cara menghidari atau
mengatasi depresi :
a.
Batasi pengunjung jika
kehadiran mereka ternyata malah mengganggu waktu istirahat anda
b.
Untuk sementara waktu hindari
komsumsi coklat atau gula dalam jumlah yang berlebihan karena dapat menjadi
bahan pemicu depresi
c.
Perbanyak mendengar musik
favorit anda agar anda dapat merasa lebih rileks disarankan musik-musik
yang menenangkan
d.
Lakukan olahraga atau latihan
ringan, cara ini selain ampuh dalam mengurangi depresi, tapi juga dapat
membantu mengembalikan bentuk tubuh
e.
Sesekali berpergianlah agar
anda tak merasa bosan, karena berada di rumah
f. Dukungan yang suportif dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat
berpengaruh bagi keadaan psikis ibu. Perawatan depresi
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.
2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mansjoer Arif et.al., Perdarahan Pasca Persalinan, Ilmu Kebidanan
dan Kandungan.
http:/www.scribd.com/doc/31925054/Ganguan-Psikologi-Postpartum-HAND-OUT
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking