A. ABORTUS HABITUALIS
Seorang
menderita abortus habitualis , apabila ia mengalami abortus berturut-turut 3
kali atau lebih. Wanita yang mengalami peristiwa tersebut, umumnya tidak
mendapat kesulitan untuk menjadi hamil, akan tetapi kahamilannya tidak dapat
berlangsung terus dan terhenti sebelum waktunya, biasanya pada trimester
pertama tetapi kadang-kadang pada kehamilan yang lebih tua.
B.
Sebab-Sebab Abortus Habitualis
1.
Kelainan pada Zigot
Agar
bisa terjadi kehamilan, dan kehamilan itu dapat berlangsung terus dengan
selamat, perlu adanya penyatuan antara spermatozoa yang normal dengan ovum yang
normal pula.Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kalainan
pada zigote dengan akibat terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan
kromosomal yang dapat memegang peranan dalam abortus berturut-turut, jarang
terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan kariotipe pasangan
suami-istri, apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turut 3 kali,
atau janin ang dilahirkan menderita cacat.
2.
Malfungsi endometrium
Malfungsi
endometrium yang menggangu implantasi dan menggangu mudigah dalam
pertumbuhannya.Dibawah pengaruh estrogen, endometrium yang sebagian besar
hilang pada waktu haid, tumbuh lagi sesudah itu, dan dipersiapkan untuk
menerima dengan baik ovum yang dibuahi. Sesudah ovulasi glikogen yang terhimpun
dalam sel-sel basal endometrium, memasuki sel-sel dan lumen kelenjar-kelenjar
dalam endometrium, untuk kelak di bawah pengaruh alkaline fosfatase diubah
menjadi glucose. Disamping zat hidrat arang tersebut, dibutuhkan pula protein,
lemak, mineral, dan vitamin untuk pertumbuhan mudigah.
Faktor-faktor
yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan endometrium adalah
a) kelainan
hormonal
b) gangguan
nutrisi
c) penyakit
infeksi
d) kelainan
imunologik
e) faktor
psikologis
3.
Kelainan anatomik pada uterus
Kelainan
bawaan dapat menjadi sebab abortus habitualis, antara lain hipoplasia uteri,
uterus subseptus, uterus bikornis dan sebagainya . Akan tetapi pada kelainan
bawaan seperti uterus bikornis, sebagian besar kehamilan dapat berlangsung
terus dengan baik. Walupun pada bortus habitualis perlu diselidiki dengan
histerosalpingografi, apakah ada kelainan bawaan , perlu diperiksa pula apakah
tidak ada sebab lain dari abortus habitualis, sebelum menganggap kelainan
bawaan uterus tersebit sebagai sebabnya.
C.
Penanganan abortus habitualis
Biasanya
wanita dengan abortus habitualis datang ke dokter tidak lama setelah ia
mengalami abortus untuk sekian kalinya. Jika ia belum hamil lagi, hendaknya
waktu itu digunakan untuk melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha mencari
kelainan yang mungkin menyebabkan abortus habitualis itu.
Di samping pemeriksaan umum dengan memperhatikan
gizi dan bentuk badan penderita, dilakukan pula pemeriksaan suami-isteri,
antara lain pemeriksaan darah dan urin rutin, pemeriksaan golongan darah,
faktor Rh, dan tes terhadap sifilis; selanjutnya pada isteri dibuat kurve
harian glukose darah dan diperiksa fungsi tiroid, dan pada suami diperiksa
sperma.
Perlu
diselidiki pula, apakah ada kelainan anatomik, baik kelainan bawaan atau
kalainan yang terjadi setelah melahirkan. Laserasi pada serviks uteri dan
adanya mimoma uteri dapat ditemukan pada pemeriksaan ginekologik, sedang mioma
uteri submukosum, uterus septus dan serviks uteri inkompeten dapat diketahui
dengan melakukan histerografi. Kadang-kadang perlu dilakukan laparoskopi untuk
mendapat gambaran yang lebih jelas tentang kelainan anatomilk pada uterus.
Pada hamil muda sebaiknya jangan bersenggama.
Makanannyaharus adekuat mengenai protein, hidrat arang, mineral dan vitamin.
Khususnya dalam masa organogenesis pemberian obat-obat harus dibatasi, dan
obat-obat yang diketahui dapat mempunyai pengaruh jelek terhadap janin,
dilarang. Khususnya di mana faktor emosional memegang peranan penting, pengaruh
dokter sangat besar untuk mengatasi katakutan dan keresahan .
Daptar
pustaka
Prawirrohardjo
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka.
FKUI. 2007.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking